Jumat, 23 November 2012

tugas resiko dagangan

Risiko-Risiko Usaha : Sebagai suatu usaha perdaganagn umum, perdagangan toko bahan bangunan yang berorientasi pada kepuasan konsumen, menghadapi risiko-risiko usaha sebagai berikut :
Risiko-risiko usaha perdagangan toko bahan bangunan :

Keterangan

Risiko-risiko

Akibat

Toko

· Pemilihan lokasi yang tidak tepat

· Pembeli datang sedikit


· Munculnya pemain-pemain baru di wilayah yang sama

· Persaingan ketat atau pelanggan berpindah


· Pengambilalihan tanah/ bangunan disewa

· Pemilik toko tidak dapat membeli


· Kebakaran/banjir

· Kebijakan dirubah pemerintah

· Pemilik kehilangan tempat usaha

Barang dagangan

· Kelangsungan suplai terganggu

· Kehilangan pelanggan


· Dirampok/dicuri/dijarah

· Kerugian bagi pemilik toko


· Kerusakan dalam pergudangan dan perjalanan

· Rugi/ dikomplain para pelanggan

Konsumen

· Krisis ekonomi , daya beli masyarakat turun, pembangunan rumah terhenti

· Permintaan bahan bangunan menurun


· Tidak membayar tepat pada waktunya (untuk pelanggan tetap)

· Perputaran modal terganggu

Sumber : Data Consult
Poin-Poin Kritis : Poin-poin kritis yang bisa membuat toko bahan bangunan tradisional gulung tikar lebih sederhana dibandingkan toko eceran modern yang lebih komplek penyebabnya. Namun risiko-risiko toko bahan bangunan tradisional lebih banyak poin kritisnya.

Toko Bahan Bangunan Tradsional
Poin-point kritis yang dampaknya bisa membuat toko bahan bangunan gulung tikar, antara lain :

A. Force majeure
Musibah kecelakaan seperti kebakaran akan membuat aset perusahaan habis. Dalam hal ini toko bahan bangunan tradisional jarang yang mengasuransikan barang dagangan maupun aset tidak bergeraknya. Namun bilamana toko bahan bangunan itu memiliki potensi pasar yang sangat menguntungkan dan memiliki kepercayaan dari supplier, maka toko tersebut akan didirikan lagi dengan modal baru atau pemilik baru.

B. Masalah kecukupan modal
Pada kondisi persaingan yang ketat, seringkali pedagang harus menerapkan cara pembayaran yang fleksible kepada pelanggannya. Begitu juga apabila pedagang bersangkutan ingin ikut serta dalam penyediaan barang kepada kontraktor yang memiliki proyek cukup besar, seringkali mereka perlu memodali lebih dahulu barang yang dikirimkan kepada kontraktor dalam jangka waktu tertentu. Bilamana piutang tersebut tidak terkontrol, seperti pembayaran banyak yang macet atau pemborong kabur tidak bertanggungjawab, maka toko bangunan tidak bisa membayar kepada supplier tepat pada waktunya, sehingga menyebabkan stok makin menipis dan akhirnya bisa gulung tikar.

C. Persaingan tajam
Munculnya pesaing baru yang berhasil merebut pasar, menyebabkan stok terus menumpuk dan kehilangan kepercayaan dari supplier, karena keuntungan yang didapat tidak bisa menutup biaya operasional. Bila¬mana kondisi ini tidak bisa diperbaiki, dampaknya akan membuat toko bahan bangunan gulung tikar secara perlahan-lahan. 

D. Ketersediaan barang dagangan
Meskipun keuntungan toko bahan bangunan cukup besar, namun bilamana pengelolaannya tidak efisien atau terjadi penyelewengan/kebocoran keuangan, sehingga pembayaran terhadap supplier sering mengalami kemacetan dan akhirnya mengurangi kepercayaan supplier dengan mengurangi suplainya. Dampaknya pembeli akan beralih ke toko lain, karena pelanggan menuntut ketersediaan barang yang dibutuhkan sesuai dengan kualitas, jenis dan jumlah barang yang memadai. Kehilangan pelanggan dan pembeli lambat laun akan membuat toko bangunan tersebut gulung tikar.

Toko Bahan Bangunan Modern
Poin-poin kritis untuk toko bahan bangunan modern berkaitan dengan faktor-faktor internal dan eksternal.

A. Faktor internal
Poin kritis dalam faktor internal adalah menyangkut kepiawaian manajemen perusahaan. Sebab dengan beban administrasi dan operasional yang cukup besar, memerlukan tingkat keuntungan yang memadai. Untuk toko yang memiliki jaringan outlet cukup banyak, faktor keuntungan minimal ini masih bisa dilakukan subsidi silang oleh gerai lainnya yang memperoleh omzet dan laba lebih besar.

B. Faktor eksternal
Kepiawaian manajemen toko modern sangat dituntut menghadapi pesaing di jenis usaha yang sama. Sebab dengan lokasi toko modern yang saling berdekatan di areal pasar yang sama, akan terjadi perebutan konsumen di segmen pasar tesebut. Persaingan yang sangat tajam akan membuat terjadinya penurunan keuntungan, karena ongkos operasionalnya bertambah banyak menyangkut promosi dan pemberian diskon atau perang harga.

sumber : drs.irawan ...